Jadi Varietas Unggul Nasional, Kopi Gayo 3 Punya Prospek Dikembangkan

Share

Nukilan.id – Kepala UPTD Balai Benih Hortikultura, Tanaman Pangan dan Perkebunan (BBHTPP) Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, Ahmad Zaini, SP, M.Si mengatakan, Aceh khususnya dataran tinggi Gayo merupakan kawasan pengembangan kopi arabika.

Di daerah itu terdapat 3 varietas unggul kopi arabika yang sudah ditetapkan sebagai Varietas Unggul Nasional (VUN) oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI), yaitu varietas kopi arabika gayo 1, gayo 2, dan varietas gayo 3, masing-masing varietas tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan baik dari sisi budidaya maupun cita rasanya.

Untuk varietas kopi arabika gayo 3 atau yang lebih dikenal dengan sebutan Ateng Super ini sendiri ditetapkan dan dilepas sebagai varietas unggul nasional pada 13 April 2022 lalu di Bogor Jawa Barat.

“Melalui anggaran tahun 2021-2022 kita telah melakukan berbagai tahapan pelepasan kopi arabika gayo 3, dan alhamdulillah pada bulan April lalu varietas kopi gayo 3 ini sudah dilakukan sidang pelepasan varietas di Bogor, Jawa Barat,” kata Kepala UPTD BBHTPP Distanbun Aceh itu kepada Nukilan, Senin (24/10/2022).

Zaini berharap ke depan varietas kopi arabika gayo 3 ini dapat terus dikembangkan oleh petani dengan berbagai keunggulan yang dimiliki sehingga produksi dan produktifitasnya terus meningkat.

“Jika produktifitasnya meningkat, maka taraf hidup petani dan masyarakat setempat juga akan semakin meningkat,” harapnya.

Sementara itu, Peneliti Utama/Budidaya Tanaman dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Enny Randriani menyatakan kopi arabika varietas gayo 3 atau ateng super memiliki prospek yang cukup bagus kedepan, karena penyebarannya sangat luas yaitu di Kabupaten Aceh Tengah 14 Kecamatan seluas 6.584,41 Ha, dan Kabupaten Bener Meriah 10 Kecamatan seluas 17,344,36 Ha.

Peneliti Utama/Budidaya Tanaman dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Enny Randriani bersama tim Kementan RI saat melakukan penelitian terhadap tanaman kopi arabika varietas Gayo 3. (Foto: Ist)

Kopi tersebut memiliki beberapa keunggulan diantaranya cepat berbuah, produktivitas relatif tinggi dan kualitas kopi sangat baik. Disamping itu varietas ini memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi untuk dikembangkan di daerah dataran tinggi.

“Hanya dalam jangka waktu 2 tahun kopi gayo 3 sudah mulai berbuah. Jumlah buah/biji kopi ini dalam satu pohon sekitar 9712 buah. Varietas ini adaptif di dataran tinggi ≥1300 dpl dan tipe iklim B (Schmidt Ferguson) hujan merata sepanjang tahun. Dan tentunya perlu perawatan dengan melakukan pemupukan sesuai praktik pertanian yang baik atau Good Agricultural Practices (GAP),” jelas Enni yang juga alumni Universitas Padjadjaran (Unpad) itu.

Saat melakukan penelitian di Kabupaten Aceh Tengah, Enni melihat sudah banyak petani di wilayah tersebut yang mengembangkan kopi gayo 3, karena memang potensi hasil dari varietas kopi gayo 3 ini bisa mencapai 1,50-2,09 ton/ha/tahun biji kering.

Disebutkan, adapun ciri-ciri dan keunggulan lain dari varietas kopi gayo 3 yaitu memilki habitus pertumbuhan katai dengan tipe percabangan tegak agak mendatar dengan diameter tajuk rata-rata 2,17 m ruas cabang pendek (2,96 cm-5,00 cm) sehingga menyebabkan jarak antar dompolan buah terlihat rapat.

Kemudian, tambah Enni, daun kultivar Gayo 3 berbentuk bulat telur (oval) dengan warna daun muda (flush) hijau muda, diskus kecil dan rata, serta produksi tinggi selama 3 tahun produksi (2019-2021) 1,72 ton/ha/tahun biji kering. Dan cita rasa kopi gayo 3 baik dengan skor 84,75.

Tahapan Seleksi dan Pengujian

Kultivar yang diusul untuk dilepas merupakan hasil seleksi pohon induk secara partisipatif yang dilakukan petani terhadap populasi bersegregasi dari kultivar Ateng Jaluk (tipe katai). Kriteria seleksi awalnya lebih ditekankan pada daya hasil tinggi (berbuah lebat). Hasil seleksi diperoleh beberapa pohon induk tunggal kemudian membentuk galur-galur baru (pucuk hijau dan pucuk cokelat) yang berkembang di masyarakat.

Galur-galur baru tersebut dikembangkan petani selama beberapa generasi hingga terbentuk beberapa kultivar lokal berperawakan katai dengan nama yang beragam. Namun demikian, lanjutnya, seleksi lebih lanjut hanya menyisakan satu kultivar yang dinilai paling unggul, yaitu kultivar Ateng Super atau kopi gayo 3 (Tabel 1).(Adv)

Berikut Tahapan seleksi dan pengujian kopi Gayo 3

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News