Nukilan.id – Isu kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi semakin gencar, saat ini pemerintah sedang mengkalkulasikan kenaikan harga tersebut.
Ketua Fraksi Partai Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Pidie, Cut Nur Azizah, SE soroti kenaikan BBM subsidi, menurutnya akan berdampak besar terhadap perekonomian dan daya beli masyarakat.
“Naiknya harga kebutuhan pokok hingga melemahnya daya juang UMKM efek pandemi Covid-19,” katanya kepada awak media. Kamis, 25 Agustus 2022.
Cut Nur Azizah menilai kebijakan pemerintah tersebut sangat tidak tepat, masyarakat masih susah dengan kondisi sekarang.
“Demokrat Pidie menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM Subsidi,” tegas Sekretaris DPC Partai Demokrat Pidie itu.
Lanjutnya, Sektor pangan menyumbang inflasi mencapai angka 11 persen yang dipicu oleh kenaikan harga BBM non subsidi. Angka inflasi secara tahunan sejak bulan Juli 2022 menjadi sebesar 4.94 persen, tertinggi sejak Oktober 2015.
Untuk diketahui, sejak Juni 2022, harga minyak dunia terus turun dari US$ 140 per barel, menjadi hari ini sebesar US$ 90 per barel. “Pemerintah malah menaikkan harga BBM Subsidi, sungguh aneh,” ungkapnya.
“Kenaikan harga BBM sangat menyakiti rakyat di tengah kelesuan ekonomi, ini makin memperlebar jurang pengangguran dan kemiskinan,” tutupnya. [Wanda]