Nukilan.id – Tim Peneliti USK telah mengembangkan satu produk berbasis smartphone yang dinamakan Serious Game EvaNami. SG EvaNami ini bertujuan untuk mempromosikan rute evakuasi tsunami di daerah pesisir dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesiapsiagaan bencana. Saat ini, permainan ini dapat diunduh secara gratis di Playstore.
Kajian ini bernaung dibawah Program Riset Keilmuan yang diketuai oleh Dr. Yunita Idris. Tim riset ini beranggotakan Juliana Fisaini dan Yurda Marvita serta dibantu oleh seorang asisten peneliti, Nazriatun Nisa. Tim telah melanjutkan pengembangan drill atau media simulasi tsunami yang dapat digunakan secara virtual.
“Melalui game ini, masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai kebencanaan tanpa harus berkumpul dan membuat keramaian,” kata Yulita.
SG EvaNami merupakan permainan berbasis skenario. Skenario ini ditentukan berdasarkan pusat aktivitas masyarakat, seperti perumahan, sekolah, masjid dan juga pasar.
“Lingkungan yang ada di dalam game merupakan replika dari lokasi sesungguhnya. Penentuan rute evakuasi juga didasari oleh peta rute evakuasi dan survei lapangan,” ujar Yunita.
Selain itu, Yunita menjelaskan, aplikasi SG EvaNami juga terhubung ke laman yang memuat informasi terkait kebencanaan serta quiz untuk kesiapsiagaan masyarakat.
Sejak tahun 2020 hingga akhir 2021, SG EvaNami baru berhasil dikembangkan hingga 2 skenario, yaitu skenario kawasan pendidikan (sekolah) dan kawasan komersial (pasar).
Pada tahun 2022, melalui kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang didukung oleh LPDP dan Kemdikristek RI, SG EvaNami dilanjutkan dengan mengembangkan skenario di kawasan perumahan. Skenario ini menggambarkan simulasi bencana gempa yang berpotensi tsunami ketika pengguna berada di salah satu kawasan perumahan yang ada di Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar.
Yunita menyebutkan, SG EvaNami saat ini telah diimplementasikan di beberapa titik di kecamatan Baitussalam, Aceh Besar.
“Kawasan ini merupakan salah satu daerah yang diterjang gelombang tsunami pada tahun 2004 dan belum memiliki bangunan evakuasi vertikal. Sehingga proses evakuasi hanya difokuskan pada rute evakuasi,” sebutnya.
Selain itu, lanjutnya, pembangunan komplek perumahan di kawasan baitussalam juga mengindikasi bahwa kawasan tersebut didominasi oleh warga pendatang yang belum terlalu familiar dengan rute evakuasi di daerah tersebut.
Konsep Serious Game (SG) diusung untuk menarik minat masyarakat dan generasi muda. Serious game dipercaya mampu menyampaikan pesan secara implisit kepada pengguna dengan cara yang menghibur. Sehingga secara tidak langsung, pesan yang disampaikan dapat diterima oleh pengguna dengan cepat.
Seperti diketahui, pandemi Covid-19 telah membuat uji coba atau drill atau simulasi bencana gempa dan tsunami sulit dilakukan. Hal ini karena adanya larangan berkumpul dan membuat keramaian. Di waktu bersamaan, bencana tak dapat dihalangi untuk terjadi. Sehingga masyarakat membutuhkan alternatif untuk melakukan latihan dan simulasi agar meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Yunita berharap, aplikasi permainan ini dapat dimanfaatkan masyarakat yang tinggal di pesisir, dan juga para pihak yang berkepentingan di sektor kebencanaan seperti pemerintah daerah, BPBD, peneliti, akademisi, dan komunitas peduli bencana.
“Aplikasi ini dapat digunakan sebagai salah satu media dalam kegiatan kesiapsiagaan menghadapi bencana seperti Peringatan Tsunami Aceh, pelatihan dan simulasi dalam mitigasi bencana, pembelajaran di sekolah maupun universitas, sosialisasi dan workshop, dan promosi rute evakuasi kepada masyarakat luas,” terangnya.
Menurutnya, rute evakuasi tsunami dianggap memiliki peranan penting dalam upaya pengurangan risiko bencana di kawasan Baitussalam, Aceh Besar. Hal ini dikarenakan kawasan tersebut belum memiliki gedung evakuasi tsunami (escape building).
Selain itu, kajian sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa bangunan eksisting yang ada di kawasan tersebut juga belum memenuhi kriteria untuk fasilitas evakuasi tsunami.
“Dengan menggunakan simulasi berbasis permainan ini, masyarakat yang tinggal di kawasan kajian juga diharapkan memiliki informasi terkait dengan rute yang harus ditempuh apabila bencana tsunami terjadi,” harap Yunita. []