Fabio Quartararo Dapat Trofi Kerajinan Cukli dari Suku Sasak Lombok

Share

Nukilan.id – Meski sudah berlalu, kemeriahan dan sisa-sisa cerita dari gelaran MotoGP Mandalika yang berlangsung pada hari Minggu (20/3/2022) lalu masih terus menarik untuk dibahas.

Bukan hanya mengenai berlangsungnya sesi balap, ragam keseruan dan rasa antusias juga banyak muncul berkat berbagai peristiwa menyenangkan yang dilalui oleh sederet pebalap kelas dunia di ajang tersebut.

Dari sekian banyak pebalap yang ada, terdapat satu nama yang sejak awal berlangsungnya gelaran ini di tanah air, memang selalu berhasil mencuri perhatian masyarakat Indonesia, yakni pebalap dari tim Monster Yamaha, Fabrio Quartararo.

Sejak masa tes pramusim dan bahkan sebelumnya, sosok yang juga dikenal dengan nama El Diablo ini selalu mengungkapkan rasa antusias untuk segera menjajal sirkuit baru Mandalika.

Pulang dengan kenangan manis yaitu berupa raihan podium kedua, kemenangan Quartararo nampaknya semakin berkesan ketika dirinya tidak hanya mendapatkan satu, melainkan dua trofi sekaligus.

Ya, bukan hanya trofi resmi dari gelaran MotoGP, Quartararo secara istimewa juga mendapat trofi cendera mata yang diberikan oleh penduduk asli Lombok, yakni masyarakat adat suku Sasak.

Pemberian dari Ketua Adat Sasak

Disebutkan jika setelah merayakan kemenangan di podium, Quartararo kemudian lanjut merayakan momen istimewanya tersebut di area paddock bersama dengan seluruh tim.

Dalam sebuah video yang beredar di lini massa, terlihat jika saat sedang berpelukan dengan beberapa orang kru, tetiba dirinya dikunjungi oleh seorang warga lokal yang terlihat memakai ikat kepala tradisonal khas suku Sasak.

Tanpa disangka, pria warga lokal itu kemudian memberikan sebuah trofi berbahan kayu yang nampaknya memang dibuat secara khusus untuk pebalap berusia 22 tahun tersebut.

Menariknya momen pemberian trofi itu sontak langsung diikuti dengan sorakan antusias dan tepuk tangan orang-orang yang berada di area paddock, termasuk seluruh kru dari tim Monster Yamaha sendiri. Lain itu, Quartararo juga terlihat antusias dengan melompat kegirangan saat menerima trofi tersebut.

Setelahnya, Quartararo kembali dikalungi sebuah kain yang diyakni merupakan kain tradisional khas Lombok. Disebutkan jika trofi yang ia terima merupakan pemberian yang datang dari ketua adat Suku Sasak.

Masih dari video yang sama, Quartararo juga terlihat mengucapkan terima kasih dalam bahasa Indonesia kemudian menjabat tangan pemberi trofi dengan antusias.

Kerajinan cukli hasil karya warga lokal

Setelah menelusuri asal-usulnya, diketahui jika trofi yang diberikan masyarakat suku Sasak kepada Quartararo pasalnya merupakan bentuk modifikasi dari hasil karya tangan yang dinamakan cukli.

Sekadar informasi, cukli sendiri merupakan kerajinan tangan khas Lombok yang terbuat dari kayu, di mana pada bagian dalamnya disertai hiasan berupa potongan kulit kerang yang ditanam.

Lazimnya, metode kerajinan cukli memang biasa digunakan untuk membuat sejumlah barang cendera mata layaknya asbak, pigura, tempat tisu, kotak perhiasan, kursi, meja, lemari, hingga tempat tidur. Khusus untuk Quartararo, pembuatannya kali ini dilakukan dengan membentuk sebuah trofi.

Menariknya, saat ini diketahui hanya sedikit pengarajin cukli yang tersisa di Lombok. Mengutip unggahan yang dibagikan oleh masyarakat lokal di media sosial, diketahui jika trofi yang diberikan kepada Quartararo dibuat oleh seorang pengrajin cukli bernama Muhajir Kajer, yang berasal dari Desa Sesela.

Kepopuleran Quartararo dan apresiasi masyarakat Indonesia

Sementara itu selama gelaran MotoGP kemarin, harus diakui jika Quartararo memang menjadi salah satu pebalap yang bisa dibilang mendapatkan banyak penggemar baru di Indonesia, khususnya dari kalangan masyarakat Lombok sendiri.

Lewat momen pemberian trofi tambahan yang berlangsung kemarin, banyak masyarakat yang memberikan pujian atas respons dan penerimaan yang dilakukan Quartararo. Beberapa dari mereka menganggap jika pebalap tersebut memiliki penghormatan yang tinggi terhadap masyarakat dan budaya Indonesia.

Salah satu yang paling mencuri perhatian, dirinya juga sempat disorot setelah terlihat menunjukkan rasa antusias terhadap aksi pawang hujan Rara Istiati Wulandari.

Selain itu, beberapa masyarakat juga banyak yang menilai jika sejak awal kedatangannya ke Lombok, Quartararo bisa dibilang merupakan salah satu pebalap yang cukup melokal dengan warga sekitar.

Di samping penilaian tersebut, nampaknya Quartararo sendiri memang mendapat kesan yang luar biasa selama berkunjung dan menjalankan sesi balap di Mandalika.

Meski sudah kembali ke negara asalnya, pria yang memulai karier sebagai pebalap sejak tahun 2015 tersebut masih mengucap rasa terima kasih atas sambutan dan keramahan yang ia dapat selama berada di tanah air, melalui unggahan di akun media sosial miliknya. [GNFI]

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News