Varian Corona B117 Belum Terdeteksi di Aceh

Share

Nukilan.id – Virus corona varian baru B117, yang pertama sekali ditemukan di Inggris, dilaporkan belum terdeteksi di Aceh.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Aceh Saifullah Abdulgani (SAG) di Banda Aceh, Minggu (7/3/2021).

“Masyarakat tidak perlu panik menyikapi informasi masuknya varian baru virus penyebab Covid-19 itu, tetapi perlu waspada,” kata SAG.

Ia menjelaskan, virus corona B117 merupakan varian baru hasil mutasi virus SAR-Cov2, penyebab Covid-19. Virus corona B117 diumumkan pertama kali di Inggris pada akhir tahun lalu dan menyebar cepat ke sejumlah negara, termasuk ke Asia.

Kementerian Kesehatan RI menerima informasi ada dua kasus positif COVID-19 di tanah air dengan mutasi virus corona B.1.1.7, dari 462 sampel yang diperiksa, pada 1 Maret 2021. Temuan tersebut dipublikasikan melalui website resmi Kemenkes pada 5 Maret 2021, tutur SAG yang juga mendapat informasi sebelumnya dari Satgas Covid-19 Nasional.

Selanjutnya SAG mengatakan, mutasi virus merupakan fenomena alami yang terus terjadi dalam masa pandemi Covid-19 saat ini. Virus bermutasi sebagai mekanisme pertahanan diri untuk bertahan hidup dalam lingkungan yang berubah-ubah, jelas pemilik gelar akademis Magister Kesehatan Masyarakat itu. 

Hasil mutasi virus SAR-Cov2 dikatakan lebih cepat menular, namun belum ada bukti ilmiah B117 lebih mematikan daripada virus corona yang kita kenal selama ini. Virus B117 juga dapat  dideteksi melalui pemeriksaan sampel dengan real time polymerase chain reaction (RT-PCR), jelasnya. 

Lebih lanjut SAG mengatakan, pemerintah telah antisipasi menyebarnya virus B117 tersebut dengan memperketat masuknya orang asing ke Indonesia, meningkatkan surveilan di pintu-pintu masuk Bandar Udara Internasional, serta meningkatkan testing dan tracing di tengah-tengah masyarakat.

“Pemerintah telah mengantisipasi sesuai standar penanganan penyakit menular, dan masyarakat tidak perlu panik namun harus lebih waspada saja,” katanya.

Kewaspadaan perlu ditingkatkan juga di Aceh.

Pengalaman sebelumnya, kasus pertama Covid-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020, dan 25 hari kemudian sudah ada kasus pertama di Aceh. Artinya, tidak tertutup kemungkinan B117 itu akan tiba juga di Aceh.

Karena itu, lanjut SAG, jangan pernah kendorkan Gerakan 3 M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer.

Selain menjalani hidup new normal, Jubir Pemerintah Aceh itu juga meminta masyarakat menyukseskan program vaksinasi Covid-19.

“Vaksin Sinovac itu untuk membentuk antibody sebagai perisai spesifik antivirus corona di dalam tubuh. Antisipasi dari luar tubuh dengan 3M itu,” ujar tambah SAG.

“Menyukseskan vaksinasi merupakan Tindakan menghambat proses mutasi virus corona melalui penularan yang terus-menerus,” tambah SAG.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News