Himpasay Minta Pusat Jadikan Otsus Dana Abadi Rakyat Aceh

Share

Nukilan.id – Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Aceh Yogyakarta (Himpasay) melaksanakan seminar online dengan tema “Outlook Ekonomi Aceh: Peluang dan Tantangan Ekonomi Aceh 2021-2022” pada hari Selasa, 28 Desember 2021.

Himpasay menghadirkan 4 narasumber yang luar biasa dibidang ekonomi yaitu Bapak Amal Hasan, S.E., M.Si. yang merupakan praktisi ekonomi, ada juga Bapak Dr. Nazamuddin, S.E., M.A. yang merupakan Akademisi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, juga menghadirkan Bapak Achris Sarwani, yang merupakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh dan juga Bapak Mushlahuddin Daud, yang merupakan seorang Konsultan Manajement Pilot Project.

Acara ini berlangsung dengan lancar dan dihadiri oleh peserta yang terpencar dari berbagai daerah dan juga dari berbagai kalangan seperti stakeholder, praktisi ekonomi, akademisi, perwakilan Bank yang ada di Aceh dan juga berbagai mahasiswa dari universitas seluruh Indonesia. Via Zoom, Selasa, (28/12/2021)

Ketua Himpasay, Dede Adistra, S. Sos mengatakan acara ini diselenggarakan berdasarkan kepada perhatian dan kontribusi mahasiswa pascasarjana Aceh-Yogyakarta dalam partisipasi memikirkan ekonomi Aceh yang termasuk sebagai Provinsi termiskin di Sumatra, menjadi hal yang sangat disayangkan.

“Semoga kegiatan ini menjadi salah satu dari beribu jalan yang dapat ditempuh untuk kembali mendongkrak perekonomian Aceh dengan melihat peluang dan tantangan yang terjadi saat ini,” ungkapnya.

Seperti diketahui, kata Dede, bahwa Aceh merupakan provinsi  yang memiliki kekhususan dalam menjalankan pemerintahannya. Jadi, dengan adanya kegiatan ini diinginkan untuk presentase pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan dengan memanfaatkan dana otonomi khusus sebagai suatu pendukung terhadap kemajuan ekonomi Aceh, baik dibidang infrastruktur maupun pengembangan sumber daya manusia yang ada di Aceh.

Ia berharap kepada pemerintah pusat agar menjadikan dana otonomi khusus menjadi dana abadi kepada masyarakat Aceh tanpa adanya batas waktu tertentu karena hal ini sangat dibutuhkan dalam menunjang pertumbuhan perekonomian yang ada di Aceh..

“Berdasarkan hasil dari webinar ini bahwa warga Aceh sangat konsumtif namun tidak produktif sehingga banyak kebutuhan yang harus dihadirkan dari luar Aceh. Hal ini diharapkan dapat berubah sebagai upaya pertumbuhan ekonomi Aceh yang dapat di upayakan dari berbagai sector mulai dari pertanian, kehutanan, dan juga perikanan,” tutur Dede.

Selain itu, Dede juga menyebutkan bahwa tantangan dalam mendrongkrak perekonomian Aceh karenanya maraknya kemiskinan, investasi pada perusahaan swasta yang belum tumbuh dan juga pemerataan infrastruktur yang tidak merata.

“Semoga Aceh kedepannya tidak miskin wacana dalam merancang pertumbuhan ekonomi di Aceh,” tutupnya.

Reporter: Hadiansyah

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News