Nukilan.id – Organisasi Perempuan Muda Nahdatul Ulama (Fatayat NU) Aceh akan segera memilih kepengurusan baru. Rencana kegiatan akbar berupa Konferensi Wilayah Fatayat NU Aceh Masa Khidmat 2021 – 2026 akan dilangsungkan pada hari Minggu (12/12).
Kegiatan konferwil tersebut, akan dijadwalkan di Aula Balai Diklat Kemenag Aceh, Jambo Tape Banda Aceh. Konferwil tersebut akan diikuti oleh 23 Pimpinan Cabang Fatayat NU Kabupaten dan Kota di seluruh Aceh, juga akan di hadiri oleh Pengurus Wilayah NU Aceh beserta Badan Otonom yang ada dalam organisasi NU Aceh.
Hal ini Sesuai dengan keterangan Ketua Wilayah Fatayat NU Aceh, Salwa Hayati Hasan, S. Pt, M. M. Salwa menyampaikan adanya kecenderungan gaya kepemimpinan perempuan lebih demokratis di tengah pandemi covid -19 Bahkan, saat ini banyak pemimpin perempuan yang menunjukkan perannya dalam berbagai sektor kehidupan, meskipun dalam keterbatasan akses, tetapi tetap berkiprah dengan baik sesuai bidang yang digeluti masing-masing kader.
Selain itu Salwa mengatakan kegiatan Konferwil juga akan melaksanakan upgrading kepemimpinan perempuan bagi kader Fatayat NU seluruh Aceh yang akan di fasilitasi oleh Pimpinan Pengurus Pusat Fatayat NU, Hj. Margaret Aliyatul Maimunah, SS, M.Si. (Sekretaris Umum PP Fatayat NU) sekaligus membuka acara konferwil PW Fatayat NU Aceh ke XI.
“Rekonstruksi Konsep Kepemimpinan Perempuan di Era Pandemi Covid-19, menjadi tema besar dalam konferensi Fatayat NU Ke XI ”, tutur Salwa, Sabtu (11/12).
“Tentunya kedepan, kita berharap pemimpin Fatayat NU, sosok yang lebih bijaksana dan demokratis dalam beberapa hal terutama menyangkut isu-isu tentang perempuan,” ujarnya.
Pada saat yang bersamaan, Ketua Panitia Hj. Asmahan, M.H.Sc, ASL., Ph.D juga menyampaikan bahwa ada tiga kandidat besar yang muncul dalam pemilihan kali ini antara lain, Ida Friatna, S.Ag, M.Ag seorang akademisi UIN Aceh dan sekum Fatayat NU, Hj. Cut Ani Viviyanti, S.E, M.M, Direktur Yayasan Bantuan Hukum Anak Peutuah Mandiri aceh dan Putri Novriza, S.SI, M.Si yang saat ini menjabat sebagai Ketua KPI Aceh.
Asmahan berharap, sebaiknya memilih pemimpin yang mempunyai pemikiran maju sesuai dengan nilai-nilai keislaman dan siapapun yang akan menjadi ketua nantinya adalah seorang kader yang selama ini berproses tumbuh, berkembang dan mampu memajukan Fatayat kedepan,” pungkasnya.