Nukilan.id – Viral sebuah video yang memperlihatkan bola bercahaya merah yang diduga meteor jatuh dan pecah di langit Aceh. Video itu membuat warga heboh.
Sejumlah akun di berbagai media sosial pun turut mengunggahnya. Salah satunya akun @fakta.indo.
Dalam unggahan tersebut, dituliskan caption bahwa fenomena ini terjadi menjelang subuh di langit kawasan Simpang Lancang, Pintu Rie Gayo, Bener Meriah, Aceh, Kamis (14/10/2021).
Video diduga meteor jatuh ini sudah ditonton ratusan ribu orang, dan sejumlah netizen turut mempertanyakan apakah itu pertanda meteor jatuh.
“Itu apa ya?” tulis akun @nugraha_adi_p
Akun lainnya menambahkan pertanyaan tersebut apakah itu adalah meteor.
“Meteor (?)” tanya akun @marah02.
“Meteor itu, gausah pikir aneh ah,” timpal akun @ardhimoris.
Mengenai fenomena bola merah di langit Aceh tersebut, Astronom Amatir Indonesia sekaligus Ketua Tim Ahli Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Kebumen, Jawa Tengah, Marufin Sudibyo turut menjelaskan bahwa tidak semua benda langit yang jatuh ke bumi itu adalah meteor.
“Sayangnya, setelah dievaluasi lebih lanjut, ketampakan (bola merah di Aceh) tersebut bukanlah meteor,” kata Marufin.
Marufin mencoba melakukan analisis dari video viral yang beredar tersebut.
Ia menjelaskan, dua frame berhasil diekstrak dari video tersebut dengan selisih waktu antarframe 1 detik.
Dari kedua frame tersebut, tampak jelas posisi objek kemerahan yang diduga meteor itu tidak berubah relatif terhadap garis referensi (garis putus-putus).
“Ini tidak sesuai dengan ciri-ciri meteor,” tegasnya.
Sebab, meteor yang memasuki atmosfer Bumi umumnya melesat sangat cepat pada kecepatan antara 12 kilometer per detik hingga 72 kilometer per detik.
Saat berada dalam atmosfer Bumi, kecepatannya memang berkurang akibat gesekan dengan molekul-molekul udara.
Akan tetapi, tetap saja meteor akan melaju dalam rentang 3-8 kilometer per detik, kala masih menampakkan pendar cahaya atau belum menempuh dark flight.
Jika ketampakan di Bener Meriah, Aceh, itu adalah meteor maka dalam satu detik kemudian seharusnya ia sudah bergeser jauh atau sudah jauh di bawah garis referensi.
“Faktualnya obyek kemerahan itu malah tidak bergeser signifikan dari kedudukannya dalam 1 detik sebelumnya,” ujarnya.
Marufin juga mengatakan, banyak fenomena cahaya bergerak di langit malam dan tidak semuanya adalah meteor.
Di antaranya seperti satelit buatan ataupun pesawat, yang kadang kala bagi masyarakat awam keberadaannya di langit tampak sangat mirip benda langit, seperti komet ataupun meteor. [kompas]