80 Tahun Tragedi Bom Hiroshima, Luka Perang yang Tak Pernah Sembuh

Share

NUKILAN.ID | HIROSIMA – Pada 6 Agustus 1945, dunia dikejutkan oleh peristiwa yang mengubah jalannya sejarah. Pagi itu, sebuah bom atom dijatuhkan di Kota Hiroshima oleh pasukan Sekutu, meluluhlantakkan hampir seluruh wilayah kota dan memaksa Jepang menyerah tanpa syarat pada Perang Dunia II.

Dilansir Nukilan.id dari buku Pengaruh Tenaga Atom atau Tenaga Nuclear dalam Hubungan Antar Negara susunan Dr. Soebandrio dkk., sekitar 80.000 orang tewas seketika dalam peristiwa memilukan tersebut. Sebagian besar korban adalah warga sipil—anak-anak, perempuan, hingga orang lanjut usia.

Pada tahun 1945, Perang Dunia II berada di titik kritis. Amerika Serikat dan Sekutu berupaya mengakhiri perang dengan Jepang yang tetap bersikeras bertahan hingga kehancuran total. Perdebatan di kalangan pemimpin Sekutu pun tak terhindarkan, mencari langkah paling efektif untuk mengakhiri konflik.

Sejak 1942, Amerika Serikat mengembangkan bom atom secara rahasia melalui Proyek Manhattan. Senjata ini diyakini dapat mengakhiri perang dengan cepat. Setelah pengujian berhasil, bom atom pertama yang diberi nama “Little Boy” dipasang di pesawat pengebom B-29 Enola Gay.

Pada pagi 6 Agustus 1945, pesawat tersebut lepas landas dari Pulau Tinian, Kepulauan Mariana, menuju Hiroshima. Tepat pukul 08.15 waktu setempat, Little Boy dilepaskan di pusat kota. Ledakan dahsyat menghancurkan sebagian besar Hiroshima, memicu gelombang kejut, panas ekstrem, dan radiasi mematikan.

Akibat serangan itu, hampir sepertiga wilayah kota hancur. Selain korban jiwa yang tewas seketika, lebih dari 70.000 orang lainnya mengalami luka parah, kebanyakan dari mereka adalah warga sipil tak bersenjata.

Jumlah korban terus bertambah dalam bulan-bulan berikutnya akibat paparan radiasi, yang memicu penyakit kanker dan gangguan kesehatan serius lainnya. Tindakan ini menuai kontroversi: sebagian pihak mengecamnya sebagai tindakan kejam yang menargetkan warga sipil, sementara lainnya menilai itu sebagai langkah untuk mengakhiri perang lebih cepat dan menyelamatkan lebih banyak nyawa di kedua belah pihak.

Hanya sembilan hari setelah bom dijatuhkan, tepatnya 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan kepada rakyatnya bahwa perang telah berakhir. Jepang pun resmi menyerah kepada Sekutu, menandai berakhirnya Perang Dunia II.

Meski delapan dekade telah berlalu, luka yang ditinggalkan bom Hiroshima tak pernah benar-benar sembuh. Peristiwa ini menjadi pengingat akan dahsyatnya senjata nuklir dan ancaman yang ditimbulkannya bagi umat manusia. (XRQ)

Reporter: AKil

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News