NUKILAN.id | Banda Aceh — Cuaca buruk di perairan Samudra Hindia membawa petaka bagi tiga nelayan asal Pengkalan Batu Lintang, Kedah, Malaysia. Perahu mereka hanyut hingga ke perairan Aceh Tamiang, Indonesia. Beruntung, mereka diselamatkan oleh nelayan setempat di Kuala Peunaga, Aceh Tamiang.
Ketiga nelayan tersebut adalah Asrul Hisham (47), Mohd Aiman, dan Mohd Amin. Mereka berhasil ditemukan dalam kondisi selamat pada Senin pagi (13/1/2025) oleh nelayan setempat yang segera memberikan pertolongan.
“Iya benar, kita pagi tadi mendapatkan informasi bahwa ada nelayan Malaysia yang diselamatkan nelayan Aceh,” ujar Sekretaris Jenderal Panglima Laot Aceh, Azwir Nazar, dikutip dari Detik.com, Senin (13/1/2025).
Menurut Azwir, kabar hilangnya ketiga nelayan Malaysia awalnya dilaporkan oleh The Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) kepada Basarnas Indonesia pada 11 Januari. Mereka dikabarkan hilang sejak 9 Januari. Saat itu, diperkirakan para nelayan terbawa arus hingga ke perairan Indonesia atau Thailand.
“Alhamdulillah, kondisi mereka baik dan sehat. Kabarnya, mereka hanyut akibat cuaca buruk dan badai,” jelas Azwir.
Setelah diselamatkan, para nelayan Malaysia tersebut dibawa ke rumah salah satu nelayan di Kuala Peunaga. Meski demikian, komunikasi antara pihak Panglima Laot dan nelayan setempat mengalami kendala.
“Ada sedikit kendala komunikasi karena jaringan telekomunikasi di sana sering putus-putus. Untuk sementara, kami sudah mendapatkan gambar ketiga nelayan tersebut,” tambah Azwir.
Cuaca Ekstrem dan Risiko Nelayan
Insiden yang dialami oleh para nelayan Malaysia ini menjadi pengingat akan bahaya cuaca ekstrem di perairan terbuka. Cuaca buruk yang tiba-tiba, seperti badai, angin kencang, dan gelombang tinggi, kerap mengancam keselamatan para nelayan di wilayah perbatasan. Kerja sama antara negara-negara di kawasan ASEAN untuk penanganan bencana maritim dan evakuasi perlu terus diperkuat.
Sejumlah pihak juga menyoroti pentingnya penggunaan alat navigasi dan pelacak canggih pada kapal nelayan untuk mencegah kejadian serupa. Dengan langkah-langkah pengamanan yang lebih baik, risiko keselamatan di laut dapat diminimalkan.
Di sisi lain, masyarakat nelayan Aceh menunjukkan kepedulian dan solidaritas yang tinggi dengan segera memberikan bantuan. Keberanian dan kecepatan mereka dalam menyelamatkan para nelayan asing yang hanyut patut diapresiasi.
“Ini adalah contoh solidaritas kemanusiaan tanpa batas,” ujar Azwir, menekankan pentingnya kerja sama lintas negara dalam menjaga keselamatan jiwa di laut.
Editor: Akil