26 Tahun Telkomsel Menyapa Nusantara, Dari Sinergi BUMN hingga Raksasa Digital

Share

NUKILAN.ID | Jakarta – Siapa yang tidak mengenal Telkomsel? Operator seluler pelat merah ini telah menjadi bagian dari kehidupan jutaan orang Indonesia. Namun, tak banyak yang menyadari bahwa 26 Mei menjadi tanggal penting dalam sejarah industri telekomunikasi Indonesia. Pada hari itulah, tepatnya tahun 1995, lahir sebuah perusahaan yang kelak menjadi raksasa di ranah operator seluler nasional.

Untuk itu, Nukilan.id sajikan sejarah pendirian Telkomsel, dari masa kelahirannya hingga menjadi raksasa digital di Tanah Air.

Dilansir dari berbagai sumber, pada awalnya Telkomsel didirikan sebagai bentuk sinergi antara dua BUMN besar, PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dan PT Indosat, Telkomsel hadir di tengah geliat liberalisasi sektor telekomunikasi yang mulai terasa sejak awal 1990-an. Saat itu, kebutuhan masyarakat akan layanan komunikasi seluler meningkat, seiring dengan kemunculan teknologi GSM (Global System for Mobile Communications) yang menjanjikan kecepatan dan mobilitas.

Awal Mula: Menggebrak dengan SimPATI dan KartuHalo

Setahun setelah resmi berdiri, Telkomsel memulai layanan komersialnya pada 1996 dengan menghadirkan dua produk unggulan: kartu prabayar simPATI dan kartu pascabayar KartuHalo. Area operasional awal terbatas di Jakarta dan sekitarnya, namun cepat merambat ke berbagai kota besar lain di Indonesia.

Saat itu, persaingan kian ketat. Telkomsel berhadapan dengan dua pemain besar lainnya: Satelindo (yang juga anak usaha Indosat) dan Excelcomindo (yang kini dikenal sebagai XL Axiata). Namun dengan strategi jaringan yang agresif dan inovasi layanan, Telkomsel mulai menancapkan kuku dominasi.

Dinamika Kepemilikan: Masuknya Singtel

Tahun 2002 menjadi titik balik penting. Pemerintah melarang satu perusahaan memiliki saham di lebih dari satu operator seluler. Imbasnya, Indosat menjual seluruh sahamnya di Telkomsel, menjadikan PT Telkom sebagai pemegang saham tunggal.

Tiga tahun kemudian, pada 2005, Singtel—operator telekomunikasi asal Singapura—masuk sebagai investor strategis dengan mengakuisisi 35 persen saham Telkomsel. Masuknya Singtel membawa angin segar dalam pengembangan teknologi dan ekspansi bisnis Telkomsel secara nasional maupun regional.

Inovasi Tak Pernah Henti

Komitmen Telkomsel terhadap inovasi teruji lewat peluncuran teknologi jaringan terbaru dari masa ke masa. Pada 2006, Telkomsel menjadi operator pertama di Indonesia yang menghadirkan layanan 3G. Delapan tahun kemudian, tepatnya 2014, operator ini kembali mengukuhkan diri di garda depan dengan memperkenalkan 4G LTE.

Tak berhenti di sana, Telkomsel melakukan uji coba 5G di beberapa kota besar seperti Jakarta dan Surabaya pada 2021, membuka jalan menuju era konektivitas supercepat.

Lebih dari sekadar penyedia layanan komunikasi, Telkomsel juga melebarkan sayap ke ranah digital. Layanan seperti Telkomsel Music, Dunia Games, hingga produk digital berbasis aplikasi seperti by.U menjadi bagian dari upaya menjangkau generasi muda yang kian melek digital.

Dominasi Pasar dan Masa Depan Digital

Hingga tahun 2024, Telkomsel tercatat menguasai sekitar 40-45 persen pangsa pasar seluler nasional, dengan lebih dari 170 juta pelanggan. Tidak hanya bertumpu pada layanan suara dan data, perusahaan ini aktif mengembangkan ekosistem digital melalui kolaborasi dengan berbagai startup lokal maupun global.

Dari sinergi dua BUMN, Telkomsel tumbuh menjadi simbol transformasi digital Indonesia. Di usianya yang telah melewati seperempat abad, Telkomsel tidak sekadar menjadi operator seluler—ia menjelma sebagai katalisator perubahan di tengah derasnya arus teknologi informasi.

Dari komunikasi dasar menuju dunia digital, Telkomsel terus menjadi bagian dari perjalanan masyarakat Indonesia dalam menyongsong masa depan. (XRQ)

Reporter: Akil

spot_img

Read more

Local News