2 Warga Aceh Jadi Korban Penembakan Aparat Malaysia, Pemerintah Didesak Ambil Sikap Tegas

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Dua warga Aceh menjadi korban penembakan yang dilakukan oleh aparat Malaysia di Tanjung Rhu, Selangor, pada Jumat (24/1). Insiden ini menyebabkan satu WNI tewas, sementara lima lainnya mengalami luka, termasuk dua warga Aceh yang kini dalam perawatan.

Korban luka diketahui bernama Andry Ramadhana (29) asal Kabupaten Pidie Jaya dan Muhammad Hanafiah (60) asal Aceh Timur. Mereka menjadi bagian dari pekerja migran Indonesia (PMI) yang diduga tidak memiliki dokumen resmi (unprocedural).

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Aceh, Sudirman Haji Uma, mengecam keras tindakan yang dilakukan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Ia mendesak Pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah diplomatik dan meminta Malaysia mengusut tuntas kasus ini.

“Kita mengecam keras penembakan WNI oleh otoritas keamanan laut Malaysia dan meminta Pemerintah Indonesia segera menyampaikan sikap resmi atas kasus ini,” ujar Sudirman, yang akrab disapa Haji Uma, dalam keterangan tertulisnya pada Senin (27/1/2025).

Desakan untuk Investigasi

Haji Uma juga menegaskan pentingnya pengusutan menyeluruh atas tindakan APMM. Menurutnya, pengusutan ini diperlukan untuk membuktikan apakah tindakan tersebut sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) atau terdapat pelanggaran oleh aparat keamanan.

“Sejauh ini, Kemenlu telah menempuh langkah diplomatik, dan kita meminta agar upaya tersebut dapat mendorong investigasi resmi oleh otoritas Malaysia. Fakta di lapangan harus diungkap agar kebenaran dapat diketahui,” tambahnya.

Langkah Pemerintah Indonesia

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan tim advokasi untuk mendampingi para korban. “Kami akan berusaha mendampingi korban, baik dalam proses hukum maupun pemulihan mereka,” ungkap Karding di Kuala Lumpur, Senin (27/1).

P2MI juga telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan atase kepolisian di Malaysia untuk memperjelas kronologi insiden tersebut. Selain itu, koordinasi dilakukan untuk membantu proses penanganan jenazah dan menjenguk korban luka yang saat ini dirawat di rumah sakit setempat.

Seruan Perlindungan bagi PMI

Kasus ini menambah daftar panjang insiden yang melibatkan pekerja migran Indonesia di luar negeri, terutama yang tidak memiliki dokumen resmi. Pemerintah Indonesia diharapkan dapat memberikan perlindungan maksimal bagi para pekerja migran sekaligus memastikan hak-hak mereka terpenuhi.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Malaysia terkait permintaan investigasi ini. Namun, pemerintah Indonesia diharapkan terus mengawal kasus ini agar keadilan bagi para korban dapat terwujud.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News