NUKILAN.id | Idi Rayeuk – Sebanyak 181 penyuluh agama Islam di Kabupaten Aceh Timur mengikuti ujian Computer Assisted Test (CAT) untuk evaluasi kinerja mereka. Kegiatan yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia ini digelar di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Aceh Timur pada Senin, 16 Desember 2024.
Kepala Kantor Kemenag Aceh Timur, H. Salamina, S.Ag., M.A., membuka secara resmi kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya keseriusan para peserta dalam menghadapi ujian sebagai upaya peningkatan kualitas pembinaan keagamaan di tengah masyarakat.
“Saya berharap seluruh peserta dapat serius dan bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan ujian ini. Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur kompetensi penyuluh dalam menjalankan tugas mereka. Penyuluh agama memiliki peran penting sebagai ujung tombak dalam membina umat,” ujar Salamina.
Ia juga mengutip pesan dari Menteri Agama RI yang menegaskan bahwa keberhasilan pembinaan umat dapat diukur dari seberapa dekat masyarakat dengan ajaran agamanya.
“Makin berjarak masyarakat dengan ajaran agamanya, di situ ada kegagalan pembinaan umat. Sebaliknya, makin dekat masyarakat dengan nilai-nilai agama, itu adalah keberhasilan kita bersama,” lanjutnya.
Pelaksanaan CAT ini diawali dengan sesi registrasi dan pembagian tutorial penggunaan sistem ujian berbasis komputer. Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kankemenag Aceh Timur, Muhammad Mansyur, menjelaskan bahwa ujian ini menjadi tolok ukur capaian kinerja penyuluh agama.
“Hari ini kita mulai pelaksanaan CAT, termasuk proses registrasi hingga pengenalan sistem ujian. Nantinya, hasil evaluasi ini akan menjadi dasar dalam meningkatkan kompetensi dan kualitas pelayanan penyuluh agama di masyarakat,” terang Muhammad Mansyur.
Ujian sebagai Upaya Peningkatan Layanan Keagamaan
Ujian evaluasi ini bukan hanya formalitas semata, tetapi juga menjadi upaya nyata dalam mengukur dan memperbaiki kinerja penyuluh agama. Penyuluh agama selama ini berperan langsung di tengah masyarakat untuk memberikan bimbingan dan pembinaan dalam berbagai aspek keagamaan.
Dengan adanya evaluasi melalui CAT, diharapkan para penyuluh agama dapat semakin profesional dalam melaksanakan tugas mereka. Hal ini sejalan dengan tujuan Kementerian Agama untuk membentuk penyuluh yang mampu menghadirkan pemahaman agama yang moderat, inklusif, dan berlandaskan nilai-nilai kebangsaan.
Salah satu peserta ujian, Nurhayati, mengungkapkan bahwa ujian ini menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya.
“Ujian seperti ini membuat kami lebih termotivasi untuk terus belajar dan mengasah kemampuan. Harapannya, hasil dari evaluasi ini bisa menjadi masukan bagi kami untuk lebih baik ke depan,” katanya dengan senyum.
Dengan antusiasme yang tinggi dari para peserta, pelaksanaan ujian CAT evaluasi kinerja penyuluh agama di Aceh Timur berjalan lancar. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan penyuluh agama yang lebih berkualitas, sehingga mampu menjawab berbagai tantangan dalam pembinaan umat di masa mendatang.
Editor: Akil