Thursday, May 16, 2024

SpaceX Elon Musk Luncurkan Roket Falcon 9 Menuju Bulan 

Nukilan.id – Sebuah perusahaan swasta di Amerika Serikat (AS) telah meluncurkan misi pendaratan di Bulan, menandai kejadian pertama setelah lebih dari 50 tahun sejak misi Apollo. 

Roket Falcon 9 milik SpaceX, yang dimiliki oleh Elon Musk, lepas landas pada Kamis (15/2) dari Kennedy Space Center NASA di Cape Canaveral, Florida, menuju tujuan yang berjarak 370.000 km, seperti dilansir Al Jazeera pada Jumat (16/2/2024).

Jika semua berjalan lancar, pendaratan diperkirakan akan dilakukan pada 22 Februari 2024 setelah sehari berada di orbit Bulan. Misi yang diberi nama “IM-1” ini dilakukan oleh Intuitive Machines, perusahaan kedirgantaraan berbasis di Houston, sebulan setelah pesaingnya dari Astrobotic Technology gagal dan jatuh ke Bumi, terbakar di Pasifik hanya 10 hari setelah lepas landas.

“Ada banyak malam tanpa tidur saat persiapan untuk hal ini,” kata Steve Altemus, salah satu pendiri dan kepala eksekutif Intuitive Machines.

Intuitive Machines menamakan pendarat dalam misi tersebut dari pahlawan Homer di The Odyssey.

“Godspeed, Odysseus. Sekarang mari kita membuat sejarah,” kata Trent Martin, wakil presiden sistem luar angkasa di Intuitive Machines.

Hingga saat ini, hanya lima negara, yaitu AS, Rusia, China, India, dan Jepang, yang telah berhasil melakukan pendaratan di Bulan, tanpa ada kontribusi dari perusahaan swasta. 

AS sendiri merupakan satu-satunya negara yang mengirim astronot ke Bulan setelah menutup program Apollo pada Desember 1972.

NASA, yang menjadi sponsor utama eksperimen ini, berharap dapat meningkatkan ekonomi bulan sebelum misi astronot. Mereka berencana untuk beroperasi di dekat kutub selatan Bulan, di mana Intuitive Machines berusaha mendaratkan pendarat berkaki enam setinggi 14 kaki (4,3 meter). Wilayah ini dianggap penuh dengan kawah dan tebing berbahaya, namun potensial kaya akan air beku.

NASA membayar Intuitive Machines sebesar USD118 juta untuk meluncurkan rangkaian eksperimen terbarunya ke Bulan. Peluncuran ini datang setelah misi Peregrine, yang dikembangkan oleh Astrobotic Technology dengan pendanaan NASA, mengalami kegagalan akibat kebocoran bahan bakar dan hancur beberapa jam setelah diluncurkan pada 8 Januari. Pesawat ruang angkasa tersebut terbakar saat kembali menuju Bumi 10 hari kemudian.

Sumber: Liputan6

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img