Saturday, April 27, 2024

Sosialisasi Pencegahan Stunting Butuh Dukungan dari Lintas Sektor

Nukilan.id – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, dr. Hanif menyampaikan dalam sosialisasi hal pemenuhan gizi pada ibu hamil dan anak mutlak harus dilakukan dalam hal untuk melakukan pencegahan terhadap stunting.

Menurutnya kekurangan gizi yang dapat menyebabkan stunting merupakan masalah yang kompleks di masyarakat.

“Dalam hal ini, sangatlah dibutuhkan peran dari para lintas sektor dari Dharma Wanita Penggerak serta peran dari PKK Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, hingga ketingkat desa.” ujar Kadis Dinkes Aceh itu kepada Nukilan, Jum’at, 11 November 2022.

Ia menambahkan, faktor penyebab terjadinya stunting tidak tidak dapat diselesaikan sendiri hanya dari sektor kesehatan saja, tetapi kita juga membutuhkan dukungan dari berbagai macam pihak dan melakukan pengendaliannya.

“Karena itulah, saat ini kita (Dharma Wanita Persatuan dan Tim Penggerak PKK) berada di dalam satu ruang, untuk bersama-sama meningkatkan kepedulian dan melakukan langkah-langkah konkret dalam rangka pencegahan terhadap stunting,” imbuh dr. Hanif

10 Intervensi Spesifik Menurunkan Stunting

Ada 10 intervensi spesifik penurunan stunting yang mencakup remaji putri, ibu hamil dan balita:

Remaja Putri (2 Intervensi):

  1. pemberian tablet tambah darah (TTD) setiap minggu di sekolah.
  2. Pemeriksaan kesehatan termasuk kadar hemoglobin siswi kelas 7&10.

Ibu Hamil (3 Intervensi):

3. Pemeriksaan Kehamilan. Pelaksanaan antenatal care (ANC) 6x (2x dengan dokter), termasuk penggunaan USG.

4. Pemberian TTD. Pemberian tablet tambah darah ibu hamil (minimal 90 selama kehamilan).

5. Pemberian makanan tambahan bagi Ibu KEK. Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK berupa protein hewani

Balita (5 Intervensi):

6. Pemantauan tumbuh kembang. Penimbangan, pengukuran panjang badan, dan pemantauan perkembangan balita di Posyandu setiap bulan.

7. ASI Eksklusif. Pemberian ASI Eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan

8. Pemberian makanan tambahan protein hewani bagi balita. Pemberian protein hewani bagi anak usia 12-23 bulan, berupa telur dan sumber protein lainnya.

9. Tatalaksana balita dengan masalah gizi. Merujuk balita dengan masalah gizi ke Puskesmas dan Rumah Sakit. Pemberian makanan tambahan (balita gizi kurang usia >6 bulan, formula 75 dan formula 100 (balita gizi buruk)

10. Peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi. Pelayanan rutin, kampanye bulan imunisasi dasar dan 3 imunisasi tambahan.

Baca juga: Dinkes Aceh: Edukasi Dapat Menekan Laju Stunting

Reporter: Wanda
Editor: Mirzu

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img