Tuesday, April 30, 2024

Sejarah dan Makna Bhinneka Tunggal Ika

Nukilan.id – Kamu pasti tahu dong lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila? Nah, coba kamu perhatikan tulisan di bagian bawahnya.

Di sana tertera Bhinneka Tunggal Ika pada sebuah pita berwarna putih yang dicengkeram oleh burung Garuda.

Sejak diresmikan pertama kali hingga saat ini, Bhinneka Tunggal Ika tetap menjadi semboyan bangsa Indonesia.

Lantas, apa sebenarnya arti semboyan Bhinneka Tunggal Ika? Bagaimana pula sejarah dan makna Bhinneka Tunggal Ika? Simak rangkuman Indozone berikut ini!

Arti Bhinneka Tunggal Ika

Garuda Pancasila (id.wikipedia.org)

Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno. Bhinneka berarti “beraneka ragam”, tunggal berarti “satu”, dan ika berarti “itu”.

Secara harfiah, arti Bhinneka Tunggal Ika adalah “beraneka satu itu”, yang maksudnya berbeda-beda tetapi tetap satu.

Bhinneka Tunggal Ika menggambarkan keanekaragaman budaya, suku, agama, ras, dan bahasa daerah bangsa Indonesia.

Meski beraneka ragam, pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap membentuk satu kesatuan yang utuh.

Melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika, masyarakat Indonesia mampu menghargai berbagai segala perbedaan dan hidup damai berdampingan.

Sehingga, konflik dapat berkurang serta persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia lebih mudah diwujudkan.

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Ilustrasi Bhinneka Tunggal Ika (Pexels/@fauxels)

Arti semboyan Bhinneka Tunggal Ika lahir dengan sejarah yang penuh makna. Kalimat ini ternyata berasal dari kutipan kakawin (puisi) Jawa Kuno.

Kakawin yang dimaksud merupakan kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit, sekitar abad ke-14.

Kakawin ini bersifat epis yang menceritakan tentang kepahlawanan dan banyak mengajarkan toleransi antar agama.

Pada pupuh (bab) 139 bait ke-5 kakawin Sutasoma tersebutlah, terdapat tulisan Bhinneka Tunggal Ika yang berbunyi:

Rwaneka dhatu winuwus Buddha Wiswa
Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.

Bhinneki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?

Mangka ng Jinatwa kalawan Siwatatwa tunggal,
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal

Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.
Berbeda-beda manunggal menjadi satu, tidak ada kebenaran yang mendua.

Tulisan Bhinneka Tunggal Ika inilah yang kemudian diusulkan oleh Mohammad Yamin kepada Ir Soekarno untuk dicantumkan pada Garuda Pancasila.

Hingga akhirnya Garuda Pancasila diresmikan sebagai lambang negara Indonesia pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat, 11 Februari 1950.

Prinsip Bhinneka Tunggal Ika

Ilustrasi Bhinneka Tunggal Ika (Pexels/@shvetsa)

Sebagai lambang negara Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika mempunyai prinsip-prinsip penting yang mencerminkan peranannya.

Adapun beberapa prinsip Bhinneka Tunggal Ika tersebut adalah sebagai berikut:

1. Common denominator

Common denominator adalah sifat yang dianggap umum. Dalam arti, masyarakat Indonesia harus mencari sifat umum yang menjadikan persamaan di tengah berbagai perbedaan.

2. Bersifat inklusif

Inklusif adalah kebalikan dari eksklusif, yang artinya masyarakat Indonesia tidak dibenarkan menganggap dirinya atau kelompoknya lebih eksklusif atau lebih baik, untuk mencegah perpecahan akibat diskriminasi.

3. Bersifat universal

Bhinneka Tunggal Ika mengikat seluruh lapisan masyarakat Indonesia secara menyeluruh tanpa terkecuali. Tujuannya, agar bisa saling menjaga kerukunan untuk menjaga persatuan.

4. Bersifat konvergen

Konvergen artinya adalah memusat, sehingga Bhinneka Tunggal Ika mampu menjadikan perbedaan yang ada bukan masalah besar, melainkan dicari titik temu untuk mencapai kesepakatan bersama.

5. Bersifat multikultural

Bhinneka Tunggal Ika berprinsip multikultural yang menjunjung tinggi toleransi dan kebersamaan di atas keberagaman agama, suku, ras, budaya, dan bahasa daerah, sehingga memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

Penerapan Bhinneka Tunggal Ika

Ilustrasi Bhinneka Tunggal Ika (Pexels/@fauxels)

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika diakui secara hukum dan diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958.

Ada sejumlah penerapan Bhinneka Tunggal Ika yang bisa dilakukan masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya yaitu:

  • Melaksanakan musyawarah untuk membuat keputusan.
  • Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
  • Menghormati agama dan kepercayaan yang berbeda.
  • Menghargai pendapat orang lain dan tidak memaksakan kehendak sendiri.
  • Memupuk rasa kasih sayang dan rela berkorban.
  • Menciptakan perdamaian dan menjunjung tinggi persatuan.

Itulah penjelasan tentang arti Bhinneka Tunggal Ika beserta sejarah, prinsip, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. [Indozone]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img