Saturday, May 4, 2024

Kakanwil Serahkan Penghargaan Pembimbing Duta Moderasi Beragama untuk Guru MAN 4 Aceh Besar

Nukilan.id – Guru MAN 4 Aceh Besar sebagai Pembimbing Duta Moderasi Beragama Nasional terima Penghargaan dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh Dr H Iqbal SAg MAg di Aula PLHUT Aceh Besar, Selasa (8/9/2021).

Penyerahan perhargaan langsung diberikan Kakanwil didampingi Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Besar H. Abrar Zym, S.Ag, M.H.

Pemberian penghargaan ini diberikan karena telah sukses mengantarkan siswa perwakilan Aceh sebagai inisiator muda Duta Moderasi Beragama Nasional Kementerian Agama Republik Indonesia tahun 2021.

Guru Pembimbing Duta Moderasi Beragama, Ismail, S.Pd.I, M.Ag mengatakan, “Ini adalah apresiasi yang luar biasa, kami sangat bangga dan berterima kasih kepada Bapak Kakanwil, semoga menjadi inspirasi bagi guru lain, kami juga berharap siswa kami, Rifka Khairuna, bisa menjadi terbaik di Nasional serta menjadi model siswa berkarakter moderat.”

Hal yang sama juga dikatakan Kakankemenag  Aceh Besar, H. Abrar Zym, S.Ag., M.H., ucapan terima kasih kepada Kakanwil Kemenag Aceh yang telah memberikan penghargaan kepada Guru dan Siswa MAN 4 Aceh Besar, ini sebuah kebanggaan buat kami di Aceh Besar, semoga madrasah lain dapat menirunya.

Acara penyerahan disaksikan juga Kabid Urais Drs H Marzuki MA, Kasubbag TU H Khalid Wardana, para Kasi, PW dan PC APRI, serta undangan acara pengukuhan APRI Aceh Besar.

Dalam wawancara singkat dengan siswa MAN 4 Aceh Besar penerima penghargaan Duta Moderasi Beragama Nasional, Rifka Khairuna, terkait Moderasi Beragama menjelaskan bahwa moderasi beragama yaitu sikap, tata cara pandang, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil dan berimbang, serta menaati konstitusi sebagaimana kesepakatan berbangsa dan bernegara.

“Menjadi moderat bukan berarti menjadi lemah dalam beragama. Menjadi moderat bukan berarti cenderung terbuka dan mengarah kepada kebebasan. Keliru jika ada anggapan bahwa seseorang yang bersikap moderat dalam beragama berarti tidak memiliki militansi, tidak serius, atau tidak sungguh-sungguh, dalam mengamalkan ajaran agamanya,” ucap Rifka.

“Oleh karena itu, pentingnya keberagamaan yang moderat bagi kita umat beragama dan menyebarluaskan gerakan ini. Jangan biarkan Indonesia menjadi bumi yang penuh dengan permusuhan, kebencian, dan pertikaian. Kerukunan baik dalam umat beragama maupun antarumat beragama adalah modal dasar bangsa ini menjadi kondusif dan maju,” kata Rifka yang juga aktif sebagai pengurus OSIM.

Lanjutnya, sebagai siswa madrasah ia sangat senang dapat mengikuti kegiatan Duta Moderasi Beragama Nasional yang di gagas Derektorat KSKK Madrasah Kemenag RI.

“Banyak ilmu dan manfaat yang di dapat dalam acara tersebut, bagi siswa manfaatnya agar mereka tidak ekstrem dalam memandang sesuatu baik itu gurunya yang tidak sependapat dengan mereka atau bahkan kawan-kawannya, dan siswa dapat menghendaki usaha secara sungguh-sungguh dengan mensinergikan berbagai aspek sosial yang dibentuk dan diajarkan kepada mereka dengan meletakan keragaman sebagai peluang bukan sebagai ancaman. Hanya dengan demikian keragaman dalam kebersamaan dapat terwujud dan munculnya radikalisme serta paham fanatisme, hal tersebut dapat di hindari dengan maksimal,” pungkas Rifka.[]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img