Friday, May 3, 2024

Diseminasi Karya Jurnalisme Warga Gambarkan Kondisi Lingkungan dan Sosial di Kawasan Rawa Tripa

Nukilan.id – Aceh Wetland Foundation (AWF) bersama dengan Tropical Forest Conservation Action (TFCA) Sumatera, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lingkungan hidup di Aceh dan beberapa media mainstream dan beberapa, adakan kegiatan diskusi bersama tentang Diseminasi Karya Jurnalisme Warga  yang membahas mengenai berbagai hasil tulisan oleh warga disekitaran kawasan hutan gambut Rawa Tripa di Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Barat Daya (Abdya).

“Diseminasi ini menjadi akhir dari program pelatihan menulis sebagian warga yang bertempat tinggal di sekitaran Rawa Tripa dalam bentuk tulisan tentang apa saja kondisi yang terjadi di areal hutan gambut tersebut. Pada awalnya kami terima tulisan itu dan kami muat dilamar rawatripa.com, artinya pada awalnya tulisan mereka ini menjadi berita online,” kata Taufik Hidayat selaku Editor Modul Suara untuk Tripa saat kegiatan diskusi bersama di Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh, Senin (14/8/2023).

Baca Juga: Kebakaran Lahan Rumbia, BPBD Aceh Besar Kerahkan 2 Unit Armada Dengan 13 Personil

Taufik menyampaikan, penerbitan modul tersebut berfokus pada sudut pandang atau angle warga, bertempat tinggal di sekitaran Rawa Tripa dan merasakan secara langsung dampak dan tidak mesti mengangkat pembahasan tentang kerusakan ekosistem saja yang diakibatkan oleh aktivitas perusahaan tetapi juga tentang kondisi sosial masyarakat.

“Bahkan, ada tulisan yang membahas mengenai cara yang dilakukan masyarakat untuk mengambil madu, sehingga terlihat jelas bahwa masih banyak masyarakat memanfaatkan kondisi alam di Rawa Tripa sebagai lokasi mata pencaharian,” sebutnya.

Lebih lanjut, ia menambahkan, TFCA Sumatera memberikan bantuan pendaaan sehingga diselenggarakan pelatihan jurnalis warga kepada perwakilan 10 lembaga lokal di Kabupaten Nagan Raya dan Abdya untuk melaporkan isu lingkungan di kawasan Rawa Tripa-Babahrot. Program ini telah berjalan sejak Agustus 2022. Kemudian, dari hasil sejumlah tulisan yang diproduksi oleh peserta ditemukan banyak informasi yang menggambarkan kondisi lingkungan dan sosial masyarakat di sekitar kawasan Rawa Tripa tersebut.

Baca Juga: Daftar Benih Tanaman Perkebunan dari Aceh yang Sudah Varietas Unggul Nasional

“Tujuan awal dari program pelatihan menulis itu untuk memancing informasi awal terhadap berbagai kondisi dan permasalahan yang ada dikawasan Rawa Tripa khususnya, berkaitan dengan kondisi masyarakat atau warga,” tambahnya.

Kemudian, informasi tersebut dimuat dalam modul penulisan jurnalisme, dimana peserta tidak hanya berfokus pada peristiwa, akan tapi juga didorong untuk mencari dan mempublikasikan ide-ide solutif dari pihak-pihak yang berkompeten, dan kearifan lokal masyarakat setempat.

“Jika, informasi itu terlalu mentah, kita akan mencoba membuat informasi itu sedikit lebih lengkap dan sesuai dengan apa yang ada dilokasi, meskipun belum tentu selengkap informasi yang ada pada teman-teman media mainstream tentang pembahasan isu Rawa Tripa ini,” ungkapnya.

Sementara itu, dirinya berharap dengan adanya hasil tulisan itu dapat melahirkan dan menciptakan kebijakan yang lebih solutif atas persoalan yang dihadapi masyarakat di sekitar kawasan, serta juga mampu meningkatkan produktivitas penulisan serupa oleh jurnalis profesional dari lintas media sehingga menunjang setiap kegiatan advokasi isu lingkungan dan kawasan hutan khususnya Rawa Tripa.

Baca Juga: Peran dan Fungsi UPTD BPSBTPHP Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh

Perlu diketahui, Rawa Tripa merupakan hutan rawa gambut di Provinsi Aceh yang keberadaannya tergerus akibat perambahan dan pembukaan lahan untuk perkebunan. Pada awalnya memiliki luas sekitar 60.657,29 ha yang mencakupi dua wilayah yakni Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya sebanyak 60% atau 36.850,29ha dan Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya sebesar 40% atau 23.807 ha dari total luas areal.

Di sisi lain, dengan pembukaan lahan atau perkebunan di kawasan Rawa Tripa mengakibatkan, berkurangnya tutupan hutan Rawa tripa tidak hanya berdampak pada lingkungan masyarakat setempat, tetapi juga mengancam kehidupan berbagai jenis hewan endemik seperti Orang Utan, Gajah, Harimau, dan berbagai jenis hewan lainnya. [Azril]

Baca Juga: Kadis PUPR Banda Aceh Ditangkap Polisi Terkait Kasus Korupsi Pengadaan Lahan Zikir Nurul Arafah Islamic Center

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img