Sunday, May 19, 2024

BPPTKG: Waspadai Dampak Dua Pusat Erupsi Gunung Merapi Akhir Maret

Nukilan.id – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyatakan dua kubah lava yang ada di bagian tengah kawah dan barat daya Gunung Merapi terus tumbuh Keunikan dua pusat erupsi kali ini patut diwaspadai pemerintah serta masyarakat khususnya di sekitar lereng gunung itu.

Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan laju ekstruksi pembentukan kubah lava sekitar 20 meter kubik per hari itu berpotensi mengeluarkan material lebih banyak dan lebih tersebar.

“Guguran lava pijar dan awan panas tidak hanya ke arah barat daya potensinya, tapi juga ke arah (tenggara) ke hulu Kali Gendol sesuai bukaan kawah yang terjadi saat ini,” kata Agus, Jumat 19/3/2021)

Meningkatnya potensi dampak erupsi Gunung Merapi dengan dua pusat erupsi itu, BPPTKG mencatat, salah satunya ditandai dengan makin seringnya hujan abu di sekitar lereng. 

“Hujan abu ini sudah sering terjadi saat ini, harap pemerintah dan warga mewaspadainya,” ujar Agus.

Tak hanya hujan abu, Agus juga meminta ancaman banjir lahar di hulu-hulu sungai terus diwaspadai seiring masih masifnya hujan yang terjadi akhir Maret ini. 

“Karena salah satu faktor masifnya lahar dingin ketika abu Merapi menumpuk kemudian hujan terjadi intens,” tambahnya.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan dari hasil pengamatan sejak Jumat (19/3) mulai pukul 18.00 hingga Sabtu (20/3) pukul 12.00 WIB Gunung Merapi mengeluarkan 8 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 900 meter ke barat daya.

“Status Merapi masih level III atau Siaga,” ujarnya.

Potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dan pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.[]

Baca juga: Penanggung Jawab Bus Simpati Star: Saya Tidak Tahu Ada Tidaknya Asuransi

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img