Wednesday, May 15, 2024

BNPB-BPBD Ajak Masyarakat Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

Nukilan.id – Kedeputian Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Indonesia mengajak masyarakat luas untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan sebagai upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometeorologi.

Direktur Peringatan Dini BNPB, Afrial Rosya menyampaikan bencana hidrometeorologi di Indonesia akan terus terjadi. Maka kesiapsiagaan menjadi bagian utama dari upaya-upaya mengurangi dampak risiko terhadap masyarakat.

Baca juga: Kemensos Salurkan Bantuan Rp 1,3 Miliar untuk Korban Bencana Alam di Aceh Tenggara

Dari hasil diskusi yang dilakukan secara virtual pada Senin (19/4/2021) para peserta berharap ada upaya pemberdayaan forum pengurangan risiko bencana (PRB) di wilayah. Peran forum ini perlu ditingkatkan tidak hanya pada saat tanggap bencana, tetapi juga saat pencegahan. Forum PRB ini dapat didukung dari perwakilan pemerintah, pakar atau akademisi, praktisi, organisasi masyarakat, lembaga usaha maupun media massa.

“Melalui komponen dengan berbagai latar belakang ini, upaya bersama di kawasan kabupaten dan kota, bahkan provinsi, langkah pencegahan dan kesiapsiagaan dapat dilakukan sejak dini. Fungsi koordinasi multipihak harus dilakukan dan masyarakat tingkat desa dapat melakukan upaya pencegahan dini, seperti susur atau patroli sungai,” kata Afrial dalam keterangannya.

Dekan Sekolah Vokasi UGM, Agus Maryono menyampaikan bahwa meningkatnya bencana hidrometeorologi ini tidak terlepas dari perubahan iklim di Indonesia. Menurut catatannya, peningkatan suhu di Indonesia bagian selatan mencapai 1,5 kali lebih tinggi dari pada suhu rata-rata dunia.

Sementara itu, menilik fenomena cuaca ekstrem dan adanya siklon tropis seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT), Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB, Udrekh menyampaikan bahwa beberapa hari sebelum bencana terjadi, hujan intensitas tinggi telah terjadi di beberapa wilayah.

Ia mencontohkan peristiwa yang terjadi di wilayah Lewotolok, NTT. Pada 3 April 2021 warga mengungkapkan curah hujan mulai tinggi pada sore hari. Kemudian pada dini hari banjir bandang tidak dapat dihindari warga. Dilihat dari data Himawari pada Gunung Lewotolok, Udrekh mengatakan, curah hujan sangat tinggi yaitu 360 mm.

Baca juga: Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Aceh Barat Berpotensi Picu Bencana

Berkaca pada peristiwa seperti ini, ia mengajak semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan, seperti upaya peringatan dini kepada masyarakat.

“Daerah ekuator memiliki peluang untuk terjadinya siklon tropis seperti ini sehingga perlu dipertimbangkan untuk kolaborasi multi-stakeholder untuk melakukan perencanaan mengenai tata ruang dan ketangguhan menghadapi bencana siklon tropis yang lebih baik di daerah yang berpotensi terdampak,” ujarnya.

Sebelumnya Kepala BNPB, Doni Monardo menekankan kepada perwakilan BMKG di daerah untuk menghadap kepada kepala daerah. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai situasi maupun potensi bahaya di suatu kawasan, sehingga kepala daerah dapat membuat keputusan dalam menyelamatkan warganya.[BeritaSatu]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img