Sunday, September 8, 2024
1

Berlangsung Meriah, Pekan Kebudayaan Aceh ke-8 Resmi Dibuka

Nukilan.id – Malam yang penuh gebyar menyambut pembukaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 yang resmi dibuka di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, Sabtu (4/11/2023).

Acara megah ini dihadiri oleh ribuan pengunjung yang antusias, dan mengusung tema yang begitu berkesan, yaitu “Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia.”

Penyelenggaraan PKA-8 ini dimulai dengan ritual khas Aceh, penumbukan rempah di leusoeng kayee yang dilakukan oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Deputi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Didik Suhardi, Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, Wali Nanggroe PDYM Malik Mahmud Al-Haytar, serta Forkopimda Aceh.

Para pengunjung juga disuguhkan dengan pertunjukan seni rapai pase dan parade marching band Gita Handayani yang memeriahkan acara pembukaan. Tidak hanya itu, momen istimewa terjadi ketika piala bergilir PKA-7 diserahkan oleh Pj Bupati Cut Syazalisma kepada Pj Gubernur Aceh.

Dalam sambutannya, Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, menyampaikan pentingnya PKA sebagai panggung yang merekam dinamika perpolitikan, sosial, budaya, dan pemerintahan Aceh sejak perhelatan perdana pada tahun 1958. 

Ia menekankan bahwa PKA adalah buah pemikiran dan perjuangan para pendahulu yang memberikan contoh dalam merawat dan menjaga perdamaian melalui pelestarian dan pemajuan kebudayaan, khususnya peradaban Islam di Bumi Serambi Mekkah.

“Sejak tahun 1958, PKA telah menjadi tolak ukur keberhasilan pemerintah dalam melindungi, membina, mengembangkan, dan memanfaatkan kekayaan budaya. Maka, dalam perjalanan panjang 65 tahun PKA, Pemerintah Aceh memilih tema Jalur Rempah Aceh pada PKA 8 ini, dengan tagline Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia,” ujar Marzuki.

Pj Gubernur Aceh menjelaskan bahwa pemilihan tema tersebut mempertimbangkan tujuan PKA, relevansinya dengan isu-isu global terkini, serta kaitannya dengan visi misi pembangunan daerah dan nasional. Dia juga menyoroti sejarah Aceh sebagai salah satu pusat perdagangan rempah-rempah yang terkenal, terutama lada, yang menjadi komoditas utama yang diangkut ke seluruh dunia.

“Aceh memiliki alasan untuk berbangga karena dua dari 20 titik jalur rempah Nusantara terletak di Aceh. Sejarah mencatat bahwa Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Aceh Darussalam menjadi sentrum perdagangan berbagai jenis rempah-rempah, terutama lada yang sangat terkenal pada zamannya,” tambahnya.

Pembukaan PKA-8 ini tidak hanya mengundang antusiasme masyarakat Aceh, tetapi juga memperlihatkan bagaimana budaya dan sejarah kaya Aceh tetap relevan dan penting dalam dunia yang terus berubah. 

PKA-8 akan menjadi panggung yang memamerkan keragaman budaya dan sejarah yang berharga, sambil mendorong pemulihan dunia melalui penekanan pada pesan tema “Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia.” [Rjf]

spot_img
spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img