Wednesday, May 1, 2024

Menyusun Ketahanan Infrastruktur Melalui Keterlibatan Masyarakat: Strategi Efektif dalam Diskusi OECD

NUKILAN.id | Paris – Pada hari Rabu kemarin, Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) telah menggelar diskusi penting yang bertujuan untuk menggali mekanisme efektif dalam melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan dalam upaya membangun ketahanan infrastruktur. Dalam diskusi yang dipandu oleh Gillian Dorner dari Direktorat Tata Kelola Publik, OECD, para pembicara dari berbagai negara berbagi pengalaman dan strategi yang sukses dalam menangani dampak bencana serta membangun ketahanan infrastruktur.

Salah satu pembicara yang menarik perhatian adalah Menteri Sosial Republik Indonesia (RI), Tri Rismaharini, yang dikenal sebagai Mensos Risma. Dalam paparannya, Mensos Risma menjelaskan tentang pendekatan yang berbasis masyarakat dalam mengantisipasi, menangani, dan memulihkan diri dari bencana di Indonesia. Dia menyoroti keberhasilan program-program seperti Taruna Siaga Bencana (Tagana), Kampung Siaga Bencana, serta Lumbung Sosial yang melibatkan lebih dari 74.000 sumber daya manusia yang terhubung secara digital dengan Command Center.

Mensos Risma juga membagikan pengalaman sukses Surabaya sebagai kota yang tahan bencana saat dirinya menjabat sebagai walikota. Meskipun Surabaya rentan terhadap banjir karena ketinggian kota yang hanya 2 meter di atas permukaan laut, partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah telah membantu mengurangi risiko banjir secara signifikan. Strategi ini, yang didukung oleh pembangunan infrastruktur kota, membuat Surabaya bebas dari banjir.

Pentingnya melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan implementasi infrastruktur juga ditekankan oleh Barbara Minguez Garcia, seorang konsultan dari McAllister & Craig yang merangkap sebagai konsultan Bank Dunia. Dia menyatakan kesepakatan dengan strategi yang dijalankan Mensos Risma, yang telah terbukti berhasil di berbagai negara.

Gillian Dorner, sebagai moderator, menekankan bahwa infrastruktur harus berorientasi pada kebutuhan dan aspirasi masyarakat, dan bukan hanya dari atas ke bawah. Diskusi ini menggarisbawahi pentingnya belajar dari pengalaman lokal yang sukses, seperti yang dilakukan Mensos Risma di tingkat kota Surabaya, untuk kemudian diadopsi secara nasional.

Kesimpulan diskusi tersebut menjadi landasan bagi pengembangan strategi yang lebih inklusif dan efektif dalam membangun ketahanan infrastruktur di berbagai negara. Dengan memperhatikan pemikiran dan kebutuhan masyarakat secara lebih baik, diharapkan akan tercipta infrastruktur yang lebih tangguh dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan bencana di masa depan.

Editor: Akil Rahmatillah

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img