Saturday, May 4, 2024

IP2MA: Sejarah Batu Mandela di Simeulue Jangan di Lupakan

Nukilan.id – Ketua Umum Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Alafan (IP2MA) Mitra Wanda Menjelaskan Sejarah Batu Mandela Yang telah dilupakan,  Desa serafon merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Alafan Kabupaten Simeulue. Kecamatan Alafan itu sendiri berada di ujung Pulau Simeulue yang mana masyarakatnya hidup di daerah Pesisir Pantai,”Sudah tentu, pekerjaan dan penghasilan sehari – hari masyarakat pada umumnya berasal dari hasil laut”.

Di tempat ini, sangat banyak terdapat tempat wisata yang digemari oleh wisatawan, Seperti Pantai Batu Alafan, Pantai Silimbangan, Kuari Lamerem, dan masih banyak lagi. Dan didesa serafon pun juga mempunyai sebuah objek wisata yang banyak diperbincangkan dikalangan masyarakat Alafan, orang – orang sekitar menyebutnya Batu Mendela. Jelasnya

Menurutnya, Batu Mendela terjelmah dari cerita legenda zaman dahulu yang diwarisi secara turun temurun hingga saat ini. Kisah Batu Mendela bermula dari seorang laki – laki dan seorang  perempuan yang pergi menjalah atau menangkap ikan. Menurut sejarah yang dikutip dari masyarakat setempat, kejadian itu terjadi pada siang hari dengan keadaan cuaca tidak membaik. Kebiasaan orang pada zaman dulu apabila cuaca sudah mendung dan turun hujan sudah menjadi kebiasaan mereka untuk menyiapkan peralatan menangkap ikan, salah satu alat yang digunakan orang pada saat itu adalah Jalah. Namun pada saat menjalah ikan laki – laki (abang) dengan sengaja  melempar ikan hasil tangkapan kepada adik perempuannya yang berada di tepi laut sehingga lemparan laki – laki mengenai daerah terlarang perempuan.

Dengan terjadinya pristiwa itu suara dan gemuruh petir dari langit menyambar keduanya dan seketika itu mereka berubah menjadi batu, mendengar kejadian itu masyarakat sangat kaget melihat fenomena yang terjadi pada saat itu. Batu tersebut berbentuk manusia, dan berbentuk jalah . Dengan terjadinya fenomena alam yang sangat menakutkan itu masyarakat menyebutnya dengan sebutan batu mendela (batu menjalah).  Itulah sekilas sejarah terjadinya batu mendela sehingga pada saat ini batu yang tertinggal hanya satu yaitu batu yang berbentuk jalah, batu yang lain telah hancur dikikis oleh ombak yang menghantam. Jelas Mitra Wanda

Mitra Wanda menilai, Batu mendela itu sendiri memiliki keindahan dan daya tarik tersendiri kepada masyarakat dan pengunjung lainnya.  Selain dari bentuknya yang unik, juga dari asal – usul ceritanya sudah menarik perhatian. Kejadian itu sudah sangat lama terjadi puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu, akan tetapi batu mendelah yang dulunya berdiri kokoh dan bisa digunakan kemanfaatannya menjadi tempat wisata yang menarik kini telah runtuh akibat kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah dalam mengelola objek wisata yang ada.

Sangat disayangkan pemerintah desa serafon dari dulu hingga saat ini belum terpikirkan oleh mereka bahwa Batu Mendela itu merupakan salah satu bentuk pendapatan dan kekayaan desa apabila ditata dengan baik, maka akan menambah Omset Desa dan menambah penghasilan masyarakat setempat.

Seperti membangun jalan untuk menuju batu mendelah, membangun pondok – pondok kecil sehingga para wisatawan mempunyai tempat berlindung dari terik matahari dan hujan, membuat warung makan dengan diisi oleh makanan khas simeulue, namun hal itu belum kunjung jua terjadi.

Bisa dikatakan batu mendela tersebut merupakan Icon desa Serafon yang sangat populer. Jadi sangat disayangkan jika warisan yang kaya akan sejarah itu rusak bahkan terkikis habis akibat tidak ada perhatian dan kepedulian masyarakat setempat untuk menjaga keutuhan batu mendela. Jelasnya

Ia mengatakan, Sangat butuh peran masyarakat dan pemerintah dalam perbaikan Local Culture ini, dengan harapan agar segera melakukan perbaikan atau istilah renovasi ulang terhadap batu mendelah yang telah runtuh, tujuannya adalah untuk menyelamatkan sejarah yang terjadi dimasa lampau dan mengingat akan sejarah ini kepada masyarakat simeulue kususnya.

Jika tidak di perbaiki, sepuluh atau lima belas tahun kedepan cerita batu mendela tidak dikenal dan diketahui lagi oleh penerus bangsa khususnya penerus desa serafon.

Kearifan lokal adalah karakteristik yang sudah tentu tidak kita dapatkan di tempat lain,”Hargai dan nikmati, jangan di abaikan karena itu adalah titipan Tuhan,” Tuturnya. []

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img