Wednesday, June 26, 2024

Dewan Pendiri Sebut PDA Bukan Lagi Partai Ulama

Nukilan.id – Dewan Pendiri Partai Daulat Atjeh (PDA), Tgk. Harmen Nuriqmar menyatakan bahwa PDA saat ini bukan lagi partai ulama. Karena akte pendirian serta Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang sebelumnya disepakati para ulama sudah dirubah.

Hal itu diungkapkan Tgk Harmen dalam keterangannya kepada Nukilan, Selasa (8/3/2022) menanggapi kekisruhan di tubuh PDA yang ditandai dengan pengunduran diri sejumlah kader PDA.

Saat ini, PDA sudah ada tiga versi, yaitu Partai Daulat Atjeh, Partai Damai Aceh, Partai Daerah Aceh yang belakangan ini telah dirubah namanya menjadi Partai Darul Aceh.

“PDA bukan lagi partai ulama, karena Akte Pendirian dan AD/ART sudah dirubah, jadi kalau dijual atas nama ulama itu tidak benar dan pembohongan publik,” tegas Tgk. Harmen yang juga Mantan Ketua Umum DPP Partai Daulat Atjeh itu.

Menurutnya, saat itu Partai Daulat Atjeh menampung seluruh aspirasi ulama, termasuk masyarakat Aceh, dan itu tertuang dalam AD/ART partai.

“Artinya, apabila PDA menang waktu itu, maka sudah diatur oleh ulama,” ujar Tgk Harmen.

Namun, PDA saat ini tidak lagi demikian, kata dia, selain akte pendirian yang berbeda dan AD/ART partai tidak sama seperti Partai Daulat Atjeh, bahkan pendiri PDA juga bukan lagi ulama.

“Sejak itulah hampir 90% pengurus lama mundur dari kader PDA, termasuk saya, Abu Mudi, Abon Seulimum dan sejumlah ulama lainnya. Karena kami sebagai pendiri Partai Daulat Atjeh merasa kecewa dengan kejadian itu,” ungkap Tgk. Harmen.

Sebelumnya, kata dia, orientasi pertama sejak berdirinya Partai Daulat Atjeh ini dengan tujuan agar partai bisa diatur oleh para ulama. Walaupun ulama tidak berpolitik, tetapi ulama punya hak konstitusi dan hak politik, makanya harus diberikan andil kepada ulama untuk mengaturan jalannya sistem perpolitikan yang baik di Aceh.

“Dari dasar itulah ulama mendirikan Partai Daulat Atjeh, karena kita ketahui bahwa ulama berpikir agar Islam menjadi rahmatan lil’alamin, agar terwujud dalam menciptakan keadilan dan tidak ada lagi korupsi, kolusi dan nepotisme di Aceh,” jelas Tgk. Harmen.

“Dan pertama sekali PDA saya dirikan bersama  Tgk. H. Faisal Ali atau Lem Laisal, dan didukung Abu Panton, Abuya nasir Waly, Abu Mudi, Abah Asnawi Lamno, Abon Seulimum dan beberapa ulama lainnya. Jadi bukan Tgk. Muhibbussabri A. Wahab pendirinya, beliau belakangan kami masukkan ke pengurus PDA,” jelas Tgk. Harmen.

Reporter: Hadiansyah

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img