Saturday, April 27, 2024

Barmawi Sebut Remaja Nakal Personalnya Cenderung Bermasalah

ilustrasi geng motor (ANTARA News/Handry Musa/2016)

NUKILAN.id | Banda Aceh – Begal merupakan sebuah fenomena kekerasan yang meresahkan masyarakat. Bentuk kekerasan yang membawa korban ini tidak terjadi begitu saja, melainkan ada penyebab yang melatarbelakanginya. Menanggapi hal tersebut, Ketua Himpsi Wilayah Aceh, Barmawi menyampaikan kekerasan remaja dan penanggulangannya.

Barmawi mengatakan, kenakalan remaja atau begal banyak dilakukan oleh remaja, seperti kejahatan di jalan yang sering dilakukan oleh anak-anak remaja. Pada istilahnya geng motor itu dia ada informasi merampok, mengambil sepeda motor. Kemudian mencekak mencelakai pemilik sepeda motor. Artinya, geng motor itu berarti ada geng, mereka ada ketuanya ada kelompok tertentu.

Ia menyebut, terkait fenomena yang terjadi beberapa waktu yang lalu ia juga terkejut mengapa ada begal di Aceh. Selama ini jarang kita dengar bahasa begal, tetapi hari ini sudah ada yang menjadi korban, yang menjadi masalah adalah masyarakat menjadi takut, masyarakat menjadi cemas, dan masyarakat menjadi khawatir. Apalagi keluar di malam hari, terlebih di tempat yang sepi, ditambah lagi dengan media sosial yang sembarangan menshare berita-berita begal.

“Kadang-kadang itu bukan di Aceh infonya, tetapi di tempat lain, jadi semakin membuat masyarakat takut,” ucapnya dalam diskusi Kekerasan Remaja dan Penanggulangannya bersama Klinik Psikodista yang dikutip oleh Nukilan.id melalui instagram Psikodista, Minggu (24/3/2024).

Polresta Banda Aceh juga pernah membantah kasus kejahatan jalanan seperti begal marak terjadi di ibu Kota Aceh. Berdasarkan catatan kepolisian, pada tahun 2022 hingga 2023, kejahatan jalanan di ibu kota Banda Aceh tidak sampai satu persen dari seluruh kasus yang ditangani petugas. Menyikapi hal yang banyak beredar terkait simpang-siurnya keamanan Kota Banda Aceh, Kasatreskrim Polresta Banda Aceh, Kompol Fadillah Aditya Pratama menegaskan wilayah Banda Aceh masih dalam kondisi aman dan kondusif.

Hal serupa diungkapkan oleh Barmawi bahwa persennya kecil sekali, jadi masyarakat tidak usah takut, tidak usah khawatir. Kemudian ketika kita kaitkan dengan remaja, masa remaja itu adalah masa-masa mencari indentitas diri. Masa bagaimana mengontrol emosionalnya, antara rasional atau tidak rasional.

“Banyak hal yang melatarbelakangi jika remaja melakukan hal demikian, bisa jadi anak remaja yang personalnya bermasalah, kecenderungan berkumpul dengan teman sebaya sehingga muncul pemikiran atau tindakan di luar dugaan,” ujarnya.

Lanjutnya, dia akan mencari temannya yang seide dengan dia. Ketika ada kelompok remaja kreatif maka kreatiflah dia, begitu juga sebaliknya, yang jelas remaja itu mempunyai persepsi tentang dirinya sendiri, tentang lingkungan, dan juga teman-temannya.

“Kalau bahasa lain kehilangan rules model, kehilangan profil, padahal mereka punya bakat minat yang bagus, punya energi yang positif, ditribusi emosi yang positif, namun tidak disalurkan dengan baik,” pungkasnya.

Reporter : Auliana Rizky

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img