Saturday, September 21, 2024
1

Pawai Kapal Hias PKA ke-8 Menghiasi Krueng Aceh

Nukilan.id  Ribuan warga Aceh dipukau oleh pesona Pawai Kapal Hias Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8. Acara yang sangat dinantikan ini memukau penonton dengan keindahan kapal-kapal hias yang menghiasi Krueng Aceh, menampilkan kekayaan sejarah, cerita, seni, tradisi, dan ikon dari berbagai daerah di Aceh.

Pawai kapal hias dimulai dari Jembatan Peunayong hingga Jembatan Simpang Lima, Banda Aceh pada Minggu (5/11/2023) sore.

Pawai kapal hias ini diikuti oleh 18 kabupaten/kota, termasuk Bireuen, Simeulue, Sabang, Aceh Tamiang, Aceh Barat, Aceh Tenggara, Nagan Raya, Aceh Singkil, Aceh Timur, Pidie Jaya, Aceh Utara, Subulussalam, Langsa, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Besar, Lhokseumawe, dan Banda Aceh.

Masing-masing peserta pawai menampilkan ciri khas dan ikon daerah mereka dalam modifikasi kapal yang mengesankan. Kapal-kapal hias ini menggambarkan beragam elemen, termasuk kapal sitaan Portugis, kapal rempah, dan armada Cheng Ho.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, mengungkapkan kebanggaannya terhadap antusiasme masyarakat Aceh terhadap acara ini. 

“Pawai kapal hias ini mendapat apresiasi dari ribuan masyarakat Aceh, terlihat dari antusias masyarakat, dari Jembatan Peunayong hingga Jembatan Beurawe disesaki oleh masyarakat,” ujarnya.

Almuniza juga mengamati bahwa para penonton memberikan sambutan positif kepada setiap peserta yang mengarungi sungai Krueng Aceh, sebuah sungai bersejarah di Aceh. 

“Kami mohon maaf kepada masyarakat yang mungkin terkena macet akibat acara ini karena memang banyaknya penonton. Kami sebagai penyelenggara atas nama Pemerintah Aceh mengucapkan terima kasih atas dukungannya,” tambahnya.

Beberapa peserta pawai kapal hias menampilkan nuansa khas daerah masing-masing, seperti Kabupaten Aceh Selatan yang menghadirkan kapal bermoncong naga, melambangkan sejarah kapal pengangkut rempah yang erat kaitannya dengan produksi pala terbesar di daerah tersebut.

Kota Banda Aceh juga mengesankan dengan kapal bersejarah Armada Laksamana Cheng Ho, mengingatkan pada masa kedatangan Negeri China ke Bandar Aceh Darussalam (kini Banda Aceh). Sedangkan kapal Aceh Barat digambarkan sebagai pengangkut rempah yang sering singgah ke Bandar Meulaboh di masa lalu, dengan meriam-meriam kuno Eropa yang menghiasi kapalnya.

Kapal Aceh Jaya tampil dengan kapal Nisero, yang memiliki sejarah unik sebagai milik Eropa yang disita oleh pejuang Aceh Jaya saat dipimpin oleh seorang panglima asal Teunom.

Juga patut disebut, Kabupaten Simeulue tampil dengan kapal modifikasi yang mencerminkan lobster raksasa, sebuah komoditas khas yang telah dikenal hingga mancanegara. [Rjf]

spot_img
spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img